Struktur paduan 6082 sebelum dan sesudah homogenisasi

Struktur paduan 6082 sebelum dan sesudah homogenisasi

1. Komposisi paduan

68

2. Proses Homogenisasi

390℃ x isolasi selama 1,0 jam + 575℃ x isolasi selama 8 jam, pendinginan angin kencang hingga 200℃ dan kemudian pendinginan air.

3. Struktur Metalografi

70
(a) 50×
71
(b) 100x

Gambar 1 Struktur metalografi inti ingot paduan 6082, terukir dengan reagen Keller, dengan dendrit yang berkembang baik

72
(a) 200×
73
(b) 500x

Gambar 2 Struktur metalografi inti ingot paduan 6082, terukir dengan reagen Keller, dan struktur setelah larutan padat

4. Pengaruh perlakuan panas homogenisasi terhadap struktur paduan

4.1 Seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1, paduan tersebut memiliki dendrit yang berkembang baik dalam keadaan cor, dan ada sejumlah besar fase presipitasi non-keseimbangan jaringan pada batas butir.

4.2 Karena titik leleh berbagai unsur berbeda ketika paduan membeku, fenomena pembekuan berurutan ini menyebabkan komposisi zat terlarut tidak merata dalam kristal, yang secara khusus terwujud dalam pembentukan sejumlah besar fase presipitasi jaringan pada batas butir.

4.3 Pada struktur mikro setelah perlakuan homogenisasi (Gambar 2), jumlah fase yang diendapkan pada batas butir sangat berkurang, dan ukuran butir meningkat secara serempak. Hal ini karena difusi atom meningkat pada suhu tinggi, eliminasi segregasi dan pelarutan fase non-keseimbangan terjadi pada ingot, dan senyawa jaringan pada batas butir sebagian terlarut.

4.4 Melalui analisis SEM, seperti ditunjukkan pada FIG3, berbagai bagian fase endapan dipilih untuk analisis EDS, yang mengonfirmasi bahwa fase endapan adalah fase Al(MnFe)Si.

4.5 Selama pengecoran paduan, sejumlah besar fase presipitasi yang mengandung Mn terbentuk, dan sebagian tertahan dalam larutan padat yang jenuh. Setelah perlakuan homogenisasi suhu tinggi dan jangka panjang, Mn yang jenuh dalam matriks mengendap dalam bentuk senyawa yang mengandung Mn, yang terwujud sebagai sejumlah besar partikel dekomposisi senyawa yang mengandung Mn yang terdispersi yang diendapkan dalam kristal (Gambar 2).

4.6 Karena fasa yang diendapkan mengandung unsur Mn, maka fasa tersebut memiliki stabilitas termal yang baik. Dengan meningkatnya difusi atom, partikel fasa Al(MnFe)Si secara bertahap menunjukkan karakteristik sferoidisasi.

69

Gambar 3. Fasa Al(MnFe)Si dalam paduan 6082

5. Pengaruh sistem penuaan larutan terhadap sifat mekanik

Setelah homogenisasi, fase endapan jaringan yang awalnya berada di batas butir paduan 6082 terlarutkan, yang dapat meningkatkan sifat mekanis sampel secara menyeluruh. Pada saat yang sama, fase Al(MnFe)Si yang tahan panas dan stabil disferoidisasi lebih lanjut, yang dapat menahan dislokasi pin dengan lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja material secara menyeluruh akan meningkat setelah perlakuan panas homogenisasi.

6. Kesimpulan

6.1 Batangan paduan aluminium 6082 memiliki dendrit yang berkembang baik dan sejumlah besar fase presipitasi non-keseimbangan jaringan pada batas butir.

6.2 Setelah perlakuan homogenisasi, pengamatan mikroskopis menunjukkan bahwa jumlah fase yang diendapkan berkurang drastis, dan ukuran butiran meningkat secara serempak. Penghapusan segregasi dan pelarutan fase non-keseimbangan terjadi pada ingot, dan senyawa jaringan pada batas butiran terlarut sebagian.

6.3 Saat pengecoran paduan 6082, fase presipitasi Al(MnFe)Si terbentuk. Fase presipitasi ini mengandung unsur Mn dan memiliki stabilitas termal yang baik. Saat proses homogenisasi berlangsung, partikel fase presipitasi secara bertahap menunjukkan karakteristik sferoidisasi. Partikel senyawa yang mengandung Mn ini terdispersi secara merata dan diendapkan dalam kristal.

6.4 Setelah perlakuan homogenisasi, pelarutan fase endapan jaringan menunjukkan bahwa kinerja keseluruhan dari seluruh ingot ditingkatkan setelah perlakuan panas homogenisasi.


Waktu posting: 08-Jun-2025